What is Ecoweek?
ECOWEEK ITB is an event that emphasizes on sustainability and environmental issues. The fashion and textile industry is known to be a large source of water and air pollutants. However, there has been various efforts to provide more environmental-friendly alternatives to conventional processes and products. Because of this, the Craft Study Program at the Faculty of Arts and Design, Institut Teknologi Bandung, initiated ECOWEEK ITB. Previously, ECOWEEK ITB has been held as an offline event at our main campus. This year, ECOWEEK ITB 2021 organize something different due to the response the ‘New Normal’ in the mid of pandemic, it is the on-site exhibition with the adaptability to ‘New Normal’ concept. This event will be held in conjuction with virtual exhibition, all of the process from the preparation to the implementation shows us how human beings try to adapt to their situation and preserve their second nature.
Our Purpose
Future
Influence
This is an annual event, and may highlight other industries as well in the future. Therefore, we would like to gather and invite experts from various backgrounds to collaborate on this project. We believe in a collective effort for the betterment of our environment and communities.
This is a yearly festival and will be the fourth time for the student body of the Undergraduate Program in Craft at the Faculty of Art and Design. We are hoping for this event to become annual and may highlight other industries as well in the future. Therefore, we would like to gather and invite experts from various background to collaborate on this project.
HEAD OF UNDERGRADUATE PROGRAM IN CRAFT
ECOWEEK merupakan acara yang diselenggarakan oleh prodi Kriya bekerjasama dengan TERIKAT yang menekankan pada isu-isu keberlanjutan dan lingkungan. Festival acara tahunan ini merayakan dan mempromosikan segala sesuatu yang berkaitan dengan keberlanjutan, menyoroti masalah keberlanjutan dalam komunitas kriya dan kemajuan yang telah dibuat untuk mengatasi masalah ini.
Dalam konteks ini, kriya mencakup pengetahuan dan keahlian yang bertumpu pada keterampilan dan penguasaan medium, yang kini bersifat multi-inter-transdisiplin dan kontekstual. Keterkaitan erat antara kriya dengan sejarah, lingkungan, dan tradisi masyarakat penciptanya menunjukkan pengertian dialektis dengan modernitas yang bersifat dinamis dalam konstelasi kemajuan semangat zaman.
Praktik kekriyaan di Indonesia hakikatnya telah berlangsung sejak masa silam. Namun, di Institut Teknologi Bandung (ITB), kriya sebagai keilmuan/keahlian yang dilandasi oleh pendidikan akademik diawali saat dibukanya pendidikan modern Desain Tekstil (1975) pimpinan Prof. Yusuf Affendi yang kemudian menjadi Program Studi Kriya (1999) oleh Prof. Biranul Anas dkk. Yang kini telah memiliki dua jalur minat: Tekstil dan Keramik dengan status Akreditasi Unggul.
Kriya telah dikembangkan dalam konteks pelestarian budaya tradisional (konservasi dan identitas), konteks pelestarian lingkungan, dan konteks kreativitas yang didasari atas kegiatan eksperimentasi dan eksplorasi terhadap keunggulan dan keunikan dari material menjadi karya yang memiliki orisinalitas dan nilai fungsi yang baru. Dengan demikian karya kriya merupakan suatu optimasi hasil olahan dari berbagai aspek yang bersifat multi-inter-transdisiplin, antara lain melingkupi aspek teknis, material/medium, peralatan, energi, keterampilan, filsafat, estetik, simbolik, dan fungsi utiliter, di samping aspek sosial budaya dan lingkungan fisik ekologis, yang dilaksanakan melalui proses empirik, rasional, kritis, kognitif, intuitif, emotif, dan unsur-unsur psikologis lainnya, dengan sifat-sifat subjektif dan objektifnya masing-masing, seperti yang disuguhkan di dalam rangkaian ECOWEEK 2022.
Sejarah menunjukkan, selalu ada tarik-menarik antara tradisi dan modernisasi (Biranul Anas, 2009). Dinamika dua kutub ini menghasilkan sintesis yang harus kita buat sendiri, sesuai dengan kemanfaatan dan kemajuan semangat zaman. Artinya, kriya telah meluas dan mewahana ke berbagai bentuk pengertian dalam dimensi pemaknaan, prinsip tujuan, hingga pengaruh kebhinekaan budaya Indonesia. Keberlangsungan kriya sampai sekarang ini, adalah berkat pergolakan yang senantiasa terjadi pada berbagai aspek yang tersebut di atas. Dialektika dalam kehadiran kriya mengungkapkan hasrat serta upaya untuk senantiasa tanggap terhadap dinamika perubahan.